Selain kesadaran keselamatan di sektor kepala dan pengin gaya keren, beragam helm jadi pilihan rakyat bikers. Ada yang halfface atau fullface, ada yang kaca bening ada pula yang gelap. Nah, saat musim hujan begini, bukan hal aneh kalau tiba-tiba lagi asyik meluncur di jalan raya, brees...kena hujan gede. Setiap pengguna helm berhadapan dengan masalah sesuai helm yang dipakai.
Tentu berkait dengan gangguan pada pandangan mata. "Itu prinsip yang sangat penting. Pandangan jangan sampai terganggu dalam berkendara," terang Anggono Iriawan, Manager Safety Riding PT Astra Honda Motor (AHM).
Bagi pengguna helm fullface, ada beberapa ancaman gangguan saat tiba-tiba hujan deras saat melintas. "Pengembunan pada kaca, atau air yang jadi titik besar pada kaca. Biasanya terjadi pada helm yang kualitas kacanya kurang bagus atau tidak ada antifog," terang AIR, panggilan beken Anggono Iriawan.
Upaya mengatasi pengembunan, bisa ditempuh lewat sedikit membuka kaca. Sehingga hawa panas reda karena ada udara yang lebih besar dari luar. "Enggak usah gede-gede, sedikit aja juga sudah bisa," jelas Anggono.
Ada lagi tuh tips sederhan lainnya. Biasanya, pengembunan saat berhenti di lampu merah. Soalnya, saat jalan ada suhu dingin dari lubang ventilasi yang bisa mengeliminir pengembunan.
"Saat motor berhenti, cara nafasnya agak dibedakan. Bibir bagian atas agak dimonyongin, bibir bawah ditarik ke dalam. Lalu arahkan nafas ke bawah. Itu membuat hawa panas dari nafas enggak menuju ke kaca," terang Rizky Mario, Supervisor Safety Riding PT Yamaha Motor Kencana Indonesia.
Bagi pengguna kaca gelap, tidak ada toleransi. Ketimbang pandangan terganggu, musti buka tuh kaca. Biasanya dibuka sampai ke atas mata, jadi sisa kaca yang masih melambai, jadi pet yang menahan air yang turun deras dari depan. Tahu sendiri, kan helm fullface tidak semua pake pet.
"Tapi kalau dibuka mata sudah terganggu air dan angin, maka mendingan berhenti. Pandangan yang terganggu bisa jadi biang kecelakaan," ingat Kiki, panggilan akrab Rizky Mario.
Sebagai antisipasi, sudah semestinya saat hujan seperti ini pengendara tidak gambling menggunakan kaca gelap. "Apalagi kalau dia jalan di sore atau malam hari. Lupakan dulu gaya, yang Hujanpenting safety. Ganti aja pake kaca yang bening dan berkualitas. Sehingga tidak repot sendiri saat tiba-tiba hujan datang," papar Kiki, yang juga aktif ngurus balap.
Soal batasan kapan saatnya memutuskan pandangan sudah terganggu sehingga tidak bisa memaksa untuk terus jalan, bisa disadari oleh pengendara itu sendiri. "Prinsipnya, Kalau melihat ke depan atau kendaraan yang ada di depannya sampai di jarak kira-kira 10 meter ke depan sudah tidak jelas, maka itu riskan diteruskan," ingat Anggono lagi.
Kemudian, untuk mengatasi bintik air di permukaan kaca luar yang mengganggu pandangan, langkah dadurat bisa dilakukan dengan membersihkan dulu bagian kaca luar pakai sampo. Modal gopek, sudah bisa beli sampo saset di warung.
Em-Plus sudah coba itu saat turing Jawa-Bali. Ketika kaca luar bersih dan licin, potensi bintik air di kaca bisa mudah diatasi.
Sumber : www.motorplus-online.com
Tentu berkait dengan gangguan pada pandangan mata. "Itu prinsip yang sangat penting. Pandangan jangan sampai terganggu dalam berkendara," terang Anggono Iriawan, Manager Safety Riding PT Astra Honda Motor (AHM).
Bagi pengguna helm fullface, ada beberapa ancaman gangguan saat tiba-tiba hujan deras saat melintas. "Pengembunan pada kaca, atau air yang jadi titik besar pada kaca. Biasanya terjadi pada helm yang kualitas kacanya kurang bagus atau tidak ada antifog," terang AIR, panggilan beken Anggono Iriawan.
Upaya mengatasi pengembunan, bisa ditempuh lewat sedikit membuka kaca. Sehingga hawa panas reda karena ada udara yang lebih besar dari luar. "Enggak usah gede-gede, sedikit aja juga sudah bisa," jelas Anggono.
Ada lagi tuh tips sederhan lainnya. Biasanya, pengembunan saat berhenti di lampu merah. Soalnya, saat jalan ada suhu dingin dari lubang ventilasi yang bisa mengeliminir pengembunan.
"Saat motor berhenti, cara nafasnya agak dibedakan. Bibir bagian atas agak dimonyongin, bibir bawah ditarik ke dalam. Lalu arahkan nafas ke bawah. Itu membuat hawa panas dari nafas enggak menuju ke kaca," terang Rizky Mario, Supervisor Safety Riding PT Yamaha Motor Kencana Indonesia.
Bagi pengguna kaca gelap, tidak ada toleransi. Ketimbang pandangan terganggu, musti buka tuh kaca. Biasanya dibuka sampai ke atas mata, jadi sisa kaca yang masih melambai, jadi pet yang menahan air yang turun deras dari depan. Tahu sendiri, kan helm fullface tidak semua pake pet.
"Tapi kalau dibuka mata sudah terganggu air dan angin, maka mendingan berhenti. Pandangan yang terganggu bisa jadi biang kecelakaan," ingat Kiki, panggilan akrab Rizky Mario.
Sebagai antisipasi, sudah semestinya saat hujan seperti ini pengendara tidak gambling menggunakan kaca gelap. "Apalagi kalau dia jalan di sore atau malam hari. Lupakan dulu gaya, yang Hujanpenting safety. Ganti aja pake kaca yang bening dan berkualitas. Sehingga tidak repot sendiri saat tiba-tiba hujan datang," papar Kiki, yang juga aktif ngurus balap.
Soal batasan kapan saatnya memutuskan pandangan sudah terganggu sehingga tidak bisa memaksa untuk terus jalan, bisa disadari oleh pengendara itu sendiri. "Prinsipnya, Kalau melihat ke depan atau kendaraan yang ada di depannya sampai di jarak kira-kira 10 meter ke depan sudah tidak jelas, maka itu riskan diteruskan," ingat Anggono lagi.
Kemudian, untuk mengatasi bintik air di permukaan kaca luar yang mengganggu pandangan, langkah dadurat bisa dilakukan dengan membersihkan dulu bagian kaca luar pakai sampo. Modal gopek, sudah bisa beli sampo saset di warung.
Em-Plus sudah coba itu saat turing Jawa-Bali. Ketika kaca luar bersih dan licin, potensi bintik air di kaca bisa mudah diatasi.
Sumber : www.motorplus-online.com